Sejarah Pembukuan Al-Qur'an dan Hadis

Posted by Unknown 0 komentar
1. Sejarah Pembukuan Mushaf Al-Qur'an

  • Pada Zaman Nabi Muhammad saw.
pada zaman Nabi Muhammad saw. Al-Qur'an belum dibukukan salam satu naskah yang lengkap seperti yang kita lihat sekarang ini. sumber-sumber pemeliharaan Al-Qur'an pada zaman Nabi Muhammad saw adalah :
  1. hafalan dari mereka yang hafal Al-Qur'an
  2. Naskah-naskkah yang ditulis untuk Nabi Muhammad saw
  3. Naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing. Penulis-penulis wahyu yang terkenal pada zaman Nabi Muhammad saw adalah Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, dan Muawiyah. Tetapi yang terbanyak menulis ialah Zaid bin Tsabit dan Muawiyah. pada waktu itu Al-Qur'an ditulis di atas batu, kulit binatang, daun kurma, dan sebagainya.
  4. setiap tahun jibril menyuruh Nabi Muhammad saw untuk membaca Al-Qur'an di hadapannya, untuk dites dan diteliti kebenaranya. Ketika beliau akan wafat, ulangan itu diadakan dua kali oleh Malaikat jibril
  5. ayat-ayat yang turun secara terpisah dan bersangsur-angsur itu kemudian disusun oleh Nabi Muhammad saw menurut urutannya atas petunjuk Jibril, sehingga jelas seperti sekarang ini
  • Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Karena banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang gugur dalam peperangan, baik pada zaman nabi Muhammad saw maupun pada zaman Abu Bakar, maka Umar bin Khatab mengajukan usul kepada Abu Bakar agar pada masa pemerintahannya diusahakan pembukuan Al-Qur'an.

Berdasarkan hasil musyawarah itu, ditunjuklah Zaid bin Tsabit untuk menjalankan tugas tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan Zaid pada waktu itu antara lain:
  1. mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing, dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur'an
  2. walaupun Zaid hafal Al-Qur'an, tetapi untuk keperluan pembukuan Al-Qur'an, dia memandang perlu untuk mencocokkan antara hafalan dan catatan-catatan sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi.
  3. Kemudian ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran dan diikatnya dengan benang tersusun menurut ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah kemudian diserahkan kepada Abu bakar. Mushaf ini tetap di tangan Abu Bakar sampai ia wafat.
  4. Kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khatab dan tetap ada di sana selama masa pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar dan juga istri Rasulullah saw sampai pada masa pengumpulan dan penyusunan A-Qur'an sampai pada masa Khalifah Usman bin Affan
  • Pada Masa Usma bin Affan
  1. Usman bin Affan meminta kepada Hafsah untuk menyalin mushaf Al-Qur'an yang disimpannya itu, kemudian salinannya diberikan kepadanya
  2. kemudian Usman membentuk suatu panitia, terdiri dari zaid bin Tsabit, sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abd Rahman bin Harits bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah menyalin mushaf itu sehingga menjadi sebuah kitab Al-Qur'an yang rapi. pada waktu itu berhasil ditulis 5 buah mushaf. empat buah diantaranya dikirim ke Mekah, Basrah, Syiria dan Kufah, agar di tempat-tempat itu disalin lagi dan diperbanyak. Sementara yang satu dtinggal di madinah untuk Usman sendiri. Dan itulah yang dinamai "mushaf Usmany"
  3. Usman menganjurkan agar mushaf Usmany itu diperbanyak di seluruh pelosok, sehingga sampai ke zaman kita sekarang ini.
2. Sejarah Pembukuan Hadis
  • Keadaan hadis pada masa Rasulullah saw
pada zaman Nabi Muhammad saw sampai akhir abad 1H hadis itu dilarang ditulis oleh Nabi, sebab dikhawatirkan apabila nanti dianggapya ayat Al-Qur'an, sehingga bercampur dengan Al-Qur'an. Tetapi para sahabat meminta agar dituliskannya, sesudah tahun 99H. Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz ditulisnya. jadi, hadis pada zaman Nabi hanya disimpan sebagai hafalan saja.
  • Keadaan Hadis pada Masa khulafaurrasyidin
Sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw. apalagi dengan semakin luasnya kerajaan islam, para sahabat terpaksa tersebar disana-sini untuk memberikan penerangan dan tuntunan hukum Islam, maka timbullah kebutuhan hadis ini sangant terasa di kalangan masyarakat.
karena semasa Nabi belum wafat tidak terpikir lebih jauh oleh masyarakat, tetapi stelah Nabi wafat semakin terasa oleh masyarakat tentang kepentingan hadis untuk menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Baru muncullah usaha membukukan hadis pada abad 1 H, kemudian dimulainya mengumpulkan dan mencatat hadis, yang semula hanya diingat dan disimpan orang sebagai hafalan dalam kitab dan buku-buku.
  • Pembukuan Hadis pada masa Khalifah Abdul Aziz
Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz hadis-hadis itu mulai ditulisnya. Tetapi alangkah sulitnya karena selain harus mengikuti sejarahnya, juga harus mengetahui orang-orang yang mendengar dan menghafal hadis-hadis itu dari mulut ke mulut harus diselidiki benar tidaknya berita-berita itu, yang berasal dari perkataan, perbuatan atau persetujuan Nabi. Disamping itu berita riwayatnya, tafsirnya, lmu untuk mengetahui pembagian hadis-hadis yang baik dan yang zalim serta dipercaya atau tidaknya.
Akhirnya Kahlifah Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah Bani Umayyah memerintahkan orang-orang yang menulis, mengumpulkan hadis dan sunnah Nabi, di samping kirim surat kepada seseorang gubernurnya, hakim negara, dan Ibnu Hazan.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sejarah Pembukuan Al-Qur'an dan Hadis
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://khasanah-islam.blogspot.com/2015/06/sejarah-pembukuan-al-quran-dan-hadis.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Cara Buat Email Di Google | Copyright of khasanah islam.