tag:blogger.com,1999:blog-84968247390520364012024-02-20T02:18:44.267+08:00khasanah islamPerkaya Wawasan ImanUnknownnoreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-5569666152985520202015-06-06T23:28:00.001+08:002015-06-06T23:37:28.508+08:00Iddah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pengertian iddah</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Iddah adalah masa seorang wanita yang diceraikan suaminya menunggu. Pada masa itu ia tidak diperbolehkan menikah atau menawarkan diri kepada laki-laki lain untuk menikahinya. Menurut bahasa, kata iddah berasal dari kata adad (bilangan dan ihsh' (perhitungan), seorang wanita yang menghitung dan menjumlah hari dan masa haid atau masa suci, Menurut istilah, kata iddah ialah sebutan/nama bagi suatu masa bagi seorang wanita menanti/menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggalkan mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru', atau berakhirnya beberapa bulan yang sudah ditentukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Iddah wajib bagi seorang istri yang dicrai oleh suaminya, baik cerai karena kematian maupun cerai karena faktor lain. Tujuan Iddah antara lain untuk melihat perkembangan, apakah istri yang bercerai itu hamil atau tidak. Kalau ternyata hamil, maka anak yang dikandungnya adalah anak suami yang baru saja bercerai dengannya. agi suami yang mempunyai hak rujuk, masa iddah merupakan masa untuk berpikir ulang, apakah ia akan kembali (rujuk) pada istrunya atau mau meneruskan perceraiannya.<br />
<a name='more'></a></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hikmah adanya Iddah</span></li>
</ul>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><i>Al-'ilmu bi bara'ati ar-rahim</i> yaitu untuk mengetahui adanya kehamilan atau tidak pada istri yang diceraikan untuk selanjutnya memelihara jika terdapat bayi di dalam kandungannya, agar menjadi jelas siapa ayah dan bayi tersebut.</li>
<li style="text-align: justify;"><i>Ta'zim khathar az-zawaj</i> yaitu mengaskan betapa agungnya nilai sebuah perkawinan, sehingga selepas dari suaminya, seorang wanita tidak bisa begitu saja menikah lagi, kecuali setelah melewati masa waktu tertentu</li>
<li style="text-align: justify;"><i>Tathwil zaman ar-raj'ah</i> yaitu memberikan kesempatan kepada suami istri untuk kembali kepada kehidupan rumah tangga, apbila keduanya masih melihat adanya kebaikan di dalam hal itu.</li>
<li style="text-align: justify;"><i>Qadha' haq az-zauji</i>, yaitu agar istri yang diceraikan dapat ikut merasakan kesedihan yang dialami keluarga suaminya dan juga anak-anak mereka, serta menepati permintaan suami. Hal ini jika iddah tersebut dikarenakan oleh kematian suami.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Macam-macam iddah</span></li>
</ul>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;">Iddah orang yang mempunyai masa-masa suci dan haid; Bagi perempuan yang merdeka (bukan budak), masa iddahnya adalah tiga kali suci dan haid. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah yang artinya: <i>"wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri 9menunggu) tiga kali quru'..."</i> (QS. al-baqarah [2]: 228) , yang dimaksud dengan quru' adalah masa suci atau masa haid, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.</li>
<li style="text-align: justify;">Iddah anak kecil dan orang tua yang sudah tidak datang bulan lagi; Seadainya perempuan itu merdeka, masa iddahnya adalah tiga bulan, hal ini sesuai dengan firman Allah swt. yang artinya : <i>"Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), masa masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid...</i>" (QS. at-Talaq [65]: 4).</li>
<li style="text-align: justify;">Iddah perempuan yang ditinggal mati suami; iddah bagi perempuan yang ditinggal mati suami adalah empat bulan sepuluh hari, Allah swt. berfirman yang artinya: <i>" orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari...."</i> (QS. al-bawarah [2]: 234).</li>
<li style="text-align: justify;">Iddah perempuan hamil; Bagi perempuan yang sedang hamil, baik perempuan merdeka ataupun dari kalangan hamba sahaya (budak) maka masa iddahnya adalah sampai ia melahirkan bayi yang ia kandung di dalam rahimnya. Dalam hal ini Allah swt. telah menerangkannya dalam ayat yang artinya: <i>"......perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya....."</i> (QS. at-Talaq [65]:4). Adapun perempuan yang dicerai sebelum bercampur dengan suami, baik masih perawan ataupun sudah janda, tidak ada iddah buat mereka. Allah swt telah berfirman Artinya:<i>" hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampirinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka mt'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya."</i> (QS. al-Ahzab [33]:49).</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Larangan bagi wanita iddah</span></li>
</ul>
</div>
<div>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;">Menerima khitbah</li>
<li style="text-align: justify;">Menikah</li>
<li style="text-align: justify;">Keluar rumah. Wanita itu tidak diperkenankan keluar meninggalkan rumah tempat dia menjalani masa iddah, kecuali ada uzur-uzur yang secara syar'i memang telah diperbolehkan, atau ada hajat yang tidak mungkin ditinggalkan</li>
<li style="text-align: justify;">Berhias, kategori berhias sebagai berikut : (a) Menggunakan alat perhiasan seperti emas, perak, atau sutera. (b) Menggunakan parfum atau wewangian. (c) Menggunakan celak mata, kecuali ada sebagian ulama yang membolehkannya memakai untuk malam hari karena darurat. (d) Memakai perwarna kuku seperti pacar kuku (hinna') dan bentuk-bentuk pewarna lainnya.</li>
</ol>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-80548328042783219232015-06-04T23:56:00.003+08:002015-06-05T00:11:19.306+08:00Sejarah Pembukuan Al-Qur'an dan Hadis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: large;">1. </span><span style="font-size: x-large;">Sejarah Pembukuan Mushaf Al-Qur'an</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Pada Zaman Nabi Muhammad saw.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">pada zaman Nabi Muhammad saw. Al-Qur'an belum dibukukan salam satu naskah yang lengkap seperti yang kita lihat sekarang ini. sumber-sumber pemeliharaan Al-Qur'an pada zaman Nabi Muhammad saw adalah :</span></div>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">hafalan dari mereka yang hafal Al-Qur'an</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Naskah-naskkah yang ditulis untuk Nabi Muhammad saw</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing. Penulis-penulis wahyu yang terkenal pada zaman Nabi Muhammad saw adalah Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, dan Muawiyah. Tetapi yang terbanyak menulis ialah Zaid bin Tsabit dan Muawiyah. pada waktu itu Al-Qur'an ditulis di atas batu, kulit binatang, daun kurma, dan sebagainya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">setiap tahun jibril menyuruh Nabi Muhammad saw untuk membaca Al-Qur'an di hadapannya, untuk dites dan diteliti kebenaranya. Ketika beliau akan wafat, ulangan itu diadakan dua kali oleh Malaikat jibril</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">ayat-ayat yang turun secara terpisah dan bersangsur-angsur itu kemudian disusun oleh Nabi Muhammad saw menurut urutannya atas petunjuk Jibril, sehingga jelas seperti sekarang ini</span><a name='more'></a></li>
</ol>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq</span></li>
</ul>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang gugur dalam peperangan, baik pada zaman nabi Muhammad saw maupun pada zaman Abu Bakar, maka Umar bin Khatab mengajukan usul kepada Abu Bakar agar pada masa pemerintahannya diusahakan pembukuan Al-Qur'an.</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berdasarkan hasil musyawarah itu, ditunjuklah Zaid bin Tsabit untuk menjalankan tugas tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan Zaid pada waktu itu antara lain:</span></div>
</div>
<div>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing, dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur'an</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">walaupun Zaid hafal Al-Qur'an, tetapi untuk keperluan pembukuan Al-Qur'an, dia memandang perlu untuk mencocokkan antara hafalan dan catatan-catatan sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kemudian ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran dan diikatnya dengan benang tersusun menurut ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah kemudian diserahkan kepada Abu bakar. Mushaf ini tetap di tangan Abu Bakar sampai ia wafat.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khatab dan tetap ada di sana selama masa pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar dan juga istri Rasulullah saw sampai pada masa pengumpulan dan penyusunan A-Qur'an sampai pada masa Khalifah Usman bin Affan</span></li>
</ol>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Pada Masa Usma bin Affan</span></li>
</ul>
</div>
</div>
<div>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Usman bin Affan meminta kepada Hafsah untuk menyalin mushaf Al-Qur'an yang disimpannya itu, kemudian salinannya diberikan kepadanya</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">kemudian Usman membentuk suatu panitia, terdiri dari zaid bin Tsabit, sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abd Rahman bin Harits bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah menyalin mushaf itu sehingga menjadi sebuah kitab Al-Qur'an yang rapi. pada waktu itu berhasil ditulis 5 buah mushaf. empat buah diantaranya dikirim ke Mekah, Basrah, Syiria dan Kufah, agar di tempat-tempat itu disalin lagi dan diperbanyak. Sementara yang satu dtinggal di madinah untuk Usman sendiri. Dan itulah yang dinamai "mushaf Usmany"</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Usman menganjurkan agar mushaf Usmany itu diperbanyak di seluruh pelosok, sehingga sampai ke zaman kita sekarang ini.</span></li>
</ol>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: x-large;">2. Sejarah Pembukuan Hadis</span></div>
</div>
</div>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Keadaan hadis pada masa Rasulullah saw</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">pada zaman Nabi Muhammad saw sampai akhir abad 1H hadis itu dilarang ditulis oleh Nabi, sebab dikhawatirkan apabila nanti dianggapya ayat Al-Qur'an, sehingga bercampur dengan Al-Qur'an. Tetapi para sahabat meminta agar dituliskannya, sesudah tahun 99H. Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz ditulisnya. jadi, hadis pada zaman Nabi hanya disimpan sebagai hafalan saja.</span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Keadaan Hadis pada Masa khulafaurrasyidin</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw. apalagi dengan semakin luasnya kerajaan islam, para sahabat terpaksa tersebar disana-sini untuk memberikan penerangan dan tuntunan hukum Islam, maka timbullah kebutuhan hadis ini sangant terasa di kalangan masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">karena semasa Nabi belum wafat tidak terpikir lebih jauh oleh masyarakat, tetapi stelah Nabi wafat semakin terasa oleh masyarakat tentang kepentingan hadis untuk menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Baru muncullah usaha membukukan hadis pada abad 1 H, kemudian dimulainya mengumpulkan dan mencatat hadis, yang semula hanya diingat dan disimpan orang sebagai hafalan dalam kitab dan buku-buku.</span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Pembukuan Hadis pada masa Khalifah Abdul Aziz</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz hadis-hadis itu mulai ditulisnya. Tetapi alangkah sulitnya karena selain harus mengikuti sejarahnya, juga harus mengetahui orang-orang yang mendengar dan menghafal hadis-hadis itu dari mulut ke mulut harus diselidiki benar tidaknya berita-berita itu, yang berasal dari perkataan, perbuatan atau persetujuan Nabi. Disamping itu berita riwayatnya, tafsirnya, lmu untuk mengetahui pembagian hadis-hadis yang baik dan yang zalim serta dipercaya atau tidaknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Akhirnya Kahlifah Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah Bani Umayyah memerintahkan orang-orang yang menulis, mengumpulkan hadis dan sunnah Nabi, di samping kirim surat kepada seseorang gubernurnya, hakim negara, dan Ibnu Hazan.</span></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-22974754448828554032015-05-31T23:59:00.000+08:002015-06-01T00:01:29.114+08:00Kaum Ansar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Kaum Ansar adalah penduduk Madinah yang menerima kedatangan orang-orang Islam (kaum muhajirin) dan Mekah. Sejak ada kabar keberangkatan Nabi Muhammad saw. akan hijrah, banyak orang Ansar yang selalu berdiri di depan rumah. Mereka ingin menyambut kedatangan Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad saw tiba di madinah, mereka menyambutnya dengan suka cita dan suara takbir yang mengumandang di seluruh Madinah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seluruh kaum Ansar merasa bahagia dan gembira menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Hal itu berbeda dengan penduduk Mekah yang berlomba-lomba ingin membunuh dan memusuhi Nabi Muhammad saw beserta pengikutnya, Kaum Ansar justru menyambutnya dengan gembira dan melindungi keselamatan Nabi Muhammad saw.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi Muhammad saw, beserta kaum Muhajirin merasa senang dan bangga memperoleh kebaikan dan pertolongan dari kaum Ansar setelah hijrah ke Madinah.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di Madinah, masyarakat madinah banyak memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin, mereka memberikan tempat dan keperluan-keperluan yang lain untuk kaum muhajirin. Selanjutnya, mereka bersama-sama dengan kaum Ansar bergotong-royong membangun masjid dan tempat tinggal. Orang-orang madinah merelakan sebagian tanahnya untuk akum Muhajirin demi tagaknya penyiaran agama Allah, yang dibawa Nabi Muhammad. meskipun mereka sendiri berada dalam kesusahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menyatukan kaum Muhajirin dan Ansar, Nabi Muhmmad menetukan kebijakan sebagai berikut :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Ali bin Abi Talib dipilih menjadi saudara beliau sendiri</li>
<li>Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid</li>
<li>Umar bin Khatab dipersaudarakan dengan Itbah bin malik, dan</li>
<li>Ja'far bin Abi Talib dipersaudarakan dengan Mu'az bin Jabal</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mengadakan persaudaraan tersebut, Rasulullah saw. telah menciptakan persatuan berdasarkan agama sebagai pengganti persaudaraan yang berasala dari kesukuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selain mengadakan tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari, kaum Muhajirin dan Ansar juga bergotong royong menciptakan perdamaian, ketentraman, serta keamanan bagi penduduk Kota Madinah. Perdamaian diciptakan dengan cara memberikan kebebasan kepada penduduk Madinah untuk memeluk agama sesuai yang dianutnya sebelum Nabi Muhammad saw. dan kaum muhajirin datang. di antara penduduk tersebut ada yang menganut agama Yahudi dan Nasrani.</div>
<div style="text-align: justify;">
selama menjalani kehhidupan bersama di Madinah, kaum Muhajirin dan Ansar bersama-sama membangun masjid, menjamin kemerdekaan agama, dan membentuk perjanjian persahabatan dengan kaum yahudi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">Menbangun Masjid</span></span></i> </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
sebelum Nabi Muhammad saw. sampai di Madinah, beliau membangun masjid di desa Quba. Masjid tersebut dibangun dalam waktu yang singkat. Tujuan Nabi Muhammad saw.dalam mendirikan masjid tersebut, yaitu</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;">tempat ibadah,</span></li>
<li><span style="font-size: small;">tempat kegiatan seluruh umat islam</span></li>
<li><span style="font-size: small;">menyusun kekuatan lahir dan batin, dan</span></li>
<li><span style="font-size: small;">mengatur strategi perang </span> </li>
</ol>
<ul style="text-align: justify;">
<li><i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> <span style="font-size: large;">Menjamin Kemerdekaan Beragama </span></span></i></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
penduduk madinah sebelum kedatangan Islam banyak yang menganut agama Yahudi dan Nasrani. Untuk mewujudkan kemerdekaan beragama, nabi Muhammad memberikan kebebasan kepada setiap pemeluk agama untuk beribadah sesuai dengan agama yang dianut. Hal itu dilakukan untuk menciptakan ketenraman dan keamanan penduduk Kota Madinah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">mengadakan perjanjian persahabatan dengan kaum yahudi</span></span></i></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
untuk menjaga keamanan kota Madinah dari ancaman dalam ataupun luar, nabi Muhammad saw. mengadakan perjanjian dengan tokoh-tokoh Bani Nadir, Bani Qainuqa', dan Bani Quraizah</div>
<div style="text-align: justify;">
isi perjanjian itu, antara lain sebagai berikut :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>melindungi antar pemeluk agama dalam menjalankan agamanya masing-masing;</li>
<li>kaum muslimin dan yahudi saling menasihati, saling menolong, dan melaksanakan tugasnya masing-masing;</li>
<li>kota madinah adalah kota suci maka wajib dihormati;</li>
<li>Nabi Muhammad saw sebagai kepala negara Madinah. </li>
</ol>
<ul style="text-align: left;">
<li><i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">Menyusun Pemerintahan</span></span></i></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Guna memperkuat persatuan umat Islam di Madinah, nabi Muhammad saw. menyusun pemerintahan. beliau diantu para sahabaat yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. Para sahabat yang dipilih Nabi Muhammad saw. adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib, Adanya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan Rasulullah saw tersebut, menciptakan kedamaian dan ketentraman di Kota Madinah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<iframe width="420" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/j5zmtrwWsYU" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-5711398510560081372015-05-31T22:36:00.002+08:002015-05-31T22:58:44.878+08:00Kaum Muhajirin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Kaum muhajirin adalah orang-orang Islam Mekah yang mengikuti hijrahNabi Muhammad saw, ke madinah. Tujuan mereka hijrah adalah menegakkan dan menyebarluaskan agama Islam. Mereka rela meninggalkan segala kekayaan dan kemakmuran yang mereka miliki selama Hidup di Mekah, yaitu kota yang memiliki tempat khusus nan agung, baik dalam agama maupun sejarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kaum muhajirin dengan ikhlas meninggalkan segala bentuk kesenangan hidup. mereka hanya tertarik keinginan menghayati kehidupan agama yang baik sehingga rela meninggalkan suami maupun istri serta anak mereka yang tidak mau masuk islam.</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang-orang Muhajirin hijrah ke Madinah dalam keadaan pasrah kepada Allah. Mereka mengantungkan kehidupan masa mendatang dengan menyakini kebenaran dari agama yang mereka peluk. mereka yakin dengan iman yang sempurna akan membuka manusia untuk menciptakan hal-hal yang menakjubkan. kaum muslimin dari Mekah selanjutnya berbondong-bondong pergi hijerah ke Madinah dengan keyakinan mantap akan datangnya hari esok yang cemerlang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hijrah yang dilakukan kaum muslimin ketika itu adalah hijrahnya orang-orang yang telah hidup turun-temurun dikampung halaman sendiri dengan aman dan tentram. akan tetapi, demi keyakinan akidah, mereka sadar di tengah perjalanan mungkin akan dirampok, ditodong, atau bahkan direnggut nyawanya. Padahal, hari depan yang mereka dambakan pun belum dapat dibayangkan dengan jelas. Demikian pula mengenai kesukaran dan penderitaan yang mereka aami di perantauan nanti. Mereka berangkat menempuh perjalanan yang sangat jauh dengan membawa anak dan materi secukupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kaum muhajirin mempunyai iman yang kuat. Iman yang dimaksud disini adalah iman kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isi yang ada didalamnya. kesulitan yang sedemikian itu tidak akan dapat dipikul, kecuali oleh orang-orang yang sungguh-sungguh beriman, seorang pengikut yang mudah takut dan cemas tidak akan sanggup memikul kesulitan seperti itu. Orang seperti itu termasuk orang yang telah disebutkan Allah dalam firman-nya berikut</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>- Dan sekalipun telah kami perintahkan kepada mereka, "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampunghalamanmu," ternyata mereka tidak melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka) (Q.S. an-Nisa'/4:66)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kaum Muhajirin meninggalkan Mekah dengan cara rombongan dan perorangan (satu demi satu). Dengan demikian, Kota Mekah hampir kosong dari orang-orang yang memeluk agama Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah hampir semua umat Islam hijrah ke Madinah, Rasulullah saw. juga merencanakan untuk segera berangkat kemadinah. Beliau mengetahui bahwa orang-orang Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap dirinya. Oleh sebab itu, setelah merasa yakin semua umat Islam sudah berangkat ke Madinah, barulah beliau berangkat hijrah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kisah hijrahnya kaum Muhajirin ini, dapat diambil simpulan bahwa betapa gigihnya mereka memperjuangkan agama Islam. mereka rela meninggalkan semua harta kekayaan dan semua kepentingan mereka dengan ikhlas demi keyakinan akidahnya. mereka tidak menghiraukan ancaman yang mungkin menghadang ditengah jalan karena keimanan mereka yang teguh.</div>
</div>
<iframe width="420" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/oakAuwj1nVg" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-9697905631164288512015-05-30T11:33:00.000+08:002015-05-31T22:56:19.632+08:00Tata cara khotbah, tablig, dan dakwah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Tata cara khotbah, tablig, dan dakwah<br />
<br />
Perbedaan antara pelaksanaan khotbah idul fitri atau idul adha dengan khotbah jum’at adalah bahwa khotbah pada ‘idain dilaksanakan pada hari raya idul fitri dan idul adha. Berdakwah dan berkhotbah terlihat memiliki persamaan, akan tetapi, tentu saja antara keduanya juga dapat dibedakan karena memiliki tata cara berbeda. Perbedaan tersebut dapat kita ikhtisarkan sebagai berikut.<br />
<a name='more'></a><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border-right: solid windowtext 1.0pt; border: solid #4F81BD 1.0pt; mso-border-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-themecolor: accent1; mso-border-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.15pt;" valign="top" width="78"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span class="SpellE">Dakwah</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border-left: none; border-right: none; border-top: solid #4F81BD 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.2pt;" valign="top" width="26"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
1.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
2.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
3.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
4.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
5.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
6.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
7.</div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid #4F81BD 1.0pt; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-right-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-right-themecolor: accent1; mso-border-themecolor: accent1; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 317.9pt;" valign="top" width="424"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dapat dilakukan kapan saja</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Tidak ada syarat dan
rukunnya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Tidak perlu ada mimbar
khusus pada pelaksanaannya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Tidak dibatasi oleh waktu</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Boleh dilakukan oleh siapa saja karena
setiap kaum muslim memiliki tanggung jawab untuk berdakwah, terutama dakwah bil hal (tata
perilaku)</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Orang yang melaksanakannya
disebut da’i</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dapat dilakukan tanpa melalui acara yang formal karena dapat dilaksanakan kapan saja, dimana saja, dan oleh
siapa saja.</div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border-left: solid #4F81BD 1.0pt; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-left-themecolor: accent1; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-themecolor: accent1; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.15pt;" valign="top" width="78"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span class="SpellE">Tablig</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.2pt;" valign="top" width="26"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
1.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
2.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
3.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
4.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
5.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
6.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
7.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #4F81BD 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-right-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-right-themecolor: accent1; mso-border-right-themecolor: accent1; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 317.9pt;" valign="top" width="424"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dapat dilakukan kapan saja</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Tidak ada syarat dan
rukunnya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Ada yang menggunakan
mimbar khusus dan ada yang tidak tergantung tempat pelaksanaannya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Ada yang tidak
terbatas da nada yang dibatasi
waktunya apabila pelaksanaannya digabung dengan acara tertentu</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Bisa dilakukan oleh siapa saja, terutama
orang yang memiliki kemampuan
orasi dan memiliki pengetahuan agama yang
luas</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Orang yang melaksanakannya
disebut disebut mubalig atau mubaligah</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan menggunakan teknologi, seperti melalui seminar, lokakarya, sarasehan, dan lain sebagainya.</div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border-left: solid #4F81BD 1.0pt; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-left-themecolor: accent1; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-themecolor: accent1; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.15pt;" valign="top" width="78"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span class="SpellE">Khotbah</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.2pt;" valign="top" width="26"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
1.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
2.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
3.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
4.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
5.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
6.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
7.</div>
</td>
<td style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #4F81BD 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-right-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-right-themecolor: accent1; mso-border-right-themecolor: accent1; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-top-themecolor: accent1; mso-border-top-themecolor: accent1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 317.9pt;" valign="top" width="424"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu, seperti pada waktu shalat
jum’at dan shalat hari raya
Idul Adha dan Idul Fitri</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Ada syarat
dan rukunnya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Ada mimbar
khusus untuk melaksanakannya</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Waktunya
terbatas</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dilakukan
oleh seorang yang memiliki kemampuan berorasi dan memiliki pengetahuan agama yang
luas</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Orang yang melaksakannya
disebut khatib</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Dilakukan secara khusus dan memiliki tata cara tertentu.</div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Berlatih untuk pempraktikan khotbah, tablig, dan dakwah hamper sama dengan berlatih berbicara di depan umum atau dikenal dengan public speaking. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain penguasaan visual (58%), vocal (3%), dan verbal (7%). Apabila materi belum kita kuasai, akan lebih baik apabila kita menyusunnya dalam sebuah konsep atau teks.<br />
<br />
Menyusun teks untuk berdakwah atau khotbah jum’at memerlukan pembiasaan atau latihan agar dapat berkembang menjadi semakin baik. Bahkan, latihan-latihan semacam ini semakin diminati banyak orang dan telah banyak diberikan dalam suatu pelajaran yang kini yang disebut public speaking. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika akan menyusun suatu teks atau naskah dakwah adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<ul>
<li>Memberikan salam pada Jemaah </li>
<li>Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Allah </li>
<li>Awali dengan menyampaikan ayat al-qur’an yang disertai membaca taawuz dan basmalah </li>
<li>teks atau naskah materi khotbah setidaknya memenuhi beberapa unsur, yaitu kalimat</li>
<li>pembuka, materi inti, kesimpulan, dan penutup, </li>
<li>Mengucapkan dua kalimat syahadat atau salawat atas nabi</li>
<li>Berwasiat (menigkatkan takwa) </li>
</ul>
<br />
<br />
<br />
<br /></div><iframe width="500" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/sLQY0LElwws" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-63014179716426085712012-09-17T18:42:00.000+08:002015-05-31T22:51:52.136+08:00Cara Melontar Jumrah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Adapun cara melontar jumrah adalah sebagai berikut :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><b>Melontar masing-masing Jumrah</b> yaitu melontar tujuh butir kerikil dengan tujuh kali lontaran. bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar awal melontar jumrah dengan 49 butir kerikil yaitu tujuh butir untuk jumrah aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah, dan masing-masing tujuh butir untuk jumrah Ula, jumrah Wusta dan jumrah Aqabah pada tangggal 12 Zulhijjah. sedangkan bagi yang melaksanakan Nafar Sani melontar jumrah dengan 70 butir kerikil yaitu ditambah lagi dengan masing-masing tujuh butir untuk jumrah Wusta dan jumrah Aqabah pada tanggal 13 Zulhijjah.</li>
<li><b>Melontar jumrah yang dilakukan secara jama'</b> yaitu melontar jumrah sekaligus pada hari-hari tasyrik di nafar awal atau nafar sani dibolehkan.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Adapun cara melontar jumrah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a>Jika seseorang tidak melontar pada hari pertama, dapat dilakukan pada hari kedua atau ketiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
caranya, mulai dari junrah Ula, Wusta dan Aqabah secara sempurna sebagai lontaran untuk pertama.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian mulai lagi dengan jumrah Ula, Wusta hingga lontaran dijamak sampai hari ketiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dari hari Nahar belum sempat melontar jumrah aqabah, maka melontarnya didahulukan sebelum melontar jumrah yang lain. </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> <b>Tertunda melontar jumrah Aqabah.</b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Waktu melontar jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijjah boleh diakhirkan sampai malam hari atau keesokan harinya (tanggal 11 Zulhijjah) batas akhir melontar jumrah Aqabah pada hari tasyrik terakhir, dengan cara harus disempurnakan lonataranya satu persatu secara beruntun. </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> <b>Mewakilkan melontar jumrah</b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
bagi yang berhalangan boleh mewakilkan kewajiban melontar jumrah kepada orang lain. Caranya dilakukan dengan mendahulukan melontar jumrah Ula untuk dirinya., kemudian melontar untuk yang jumrah Wusta dan Aqabah. </div>
</div><iframe width="420" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/wdvqcrvRTFU" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-43427898097417192872012-08-24T15:38:00.000+08:002015-05-30T23:12:42.944+08:00Kerukunan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Kerukunan sebagai istilah yang mudah untuk disebut setiap orang, tetapi menjadi rumit untuk diwujudkan. Al-Qur'an telah memberikan petunjuk dalam memelihara kerukunan, diantaranya dengan mengembangkan sikap terbuka sesama muslim, betapapun besarnya perbedaan personal dalam paham atau ataupun tingkah laku. setiap orang harus tetap menunjukkan sikap rukun (solid). Hal ini bukanlah perkara mudah, memerlukan tingkat ketulusan dalam pandangan islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Pengertian kerukunan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerukunan dalam bahasa Arab disebut dengan kata <i>tawaafuqun, tawaddun, ittifaqul kamilati. </i>Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerukunan diartikan dengan kelapangan dada, dalam arti suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirianlain, tak mau mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan lain. <b style="color: blue;">Kerukunan itu adalah</b> satu tata pikir atau sikap hidup <b style="color: purple;"><i>(thalent attitude)</i></b> yang menunjukkan kesabaran dan kelapangan dada menghadapi pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, dan pendirian orang. Dalam istilah agama islam,kerukunan itu dinamakan <b>tasamuh, </b>yaitu membiarkan secara sadar terhadap pikiran atau pendapat orang lain. Orang yang demikian dinamakan toleran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerukunan itu membentuk sikap lahiriah manusia dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia dalam masyarakat. <b><span style="color: lime;">Ciri-ciri kerukunan</span> </b>diantaranya tergambar dalam kebesaran jiwa seseorang, keluasan paham dan pengertiannya, serta lapang dada dan sabar menghadapi pendapat-pendapat atau pendirian orang lain yang bertentangan dengan pendapat dan pikirannya sendiri. Di dalamnya, termasuk kerukunan karena perbedaan kepercayaan agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Karakteristik Kerukunan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sifat kerukunan menghendaki bahwa perbedaan agama, kepercayaan, keyakinan dan pendirian, serta paham dan penilaian tidak boleh membuat satu garis pemisah yang memengaruhi hubungan di segala bidang kehidupan. Semua harus senantiasa diciptakan hubungan yang harmoni serta menjauhkan sikap yang kaku dan konfrontatif. kerukunan membentuk watak manusia supaya bersikap menahan diri, lapang dada, dan luwes <i>(flexibility) .</i>Islam tidak mengenal unsur-unsur paksaan. Hal ini berlaku mengenai cara, tingkah laku, dan sikap hidup dalam segala keadaan,serta dipandang sebagai satu hal yang pokok/esensial. Islam bukan saja mengajarkan supaya tidak melakukan kekerasan dan paksaan, tetapi diwajibkannya pula supaya seorang muslim menghormati agama lain serta menghargai pemeluk-pemeluknya dalam pergaulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerukunan dalam ajaran islam memmiliki batas-batas yang harus diperhatikan. Sikap kerukunan ini tidak boleh memaksa atau merugikan kepada kaum muslimin sendiri.Islam memberikan perlindungan terhadap pemeluk lain yang ingin hidup secara damai dalam masyarakat atau pemerintahan yang dikuasai oleh kaum muslimin. Meraka akan diperlakukan dengan baik dan adil sebagaimana orang Yahudi dan Nasrani pada zaman pemerintahan Rasulullah di Madinah. Kaum muslimin diikat oleh suatu peraturan supaya hidup bertetangga dan bersahabat dengan orang yang memeluk agama lain. Hak-hak meraka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar.</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-26630929001027895032012-08-18T14:16:00.000+08:002015-05-30T23:14:07.554+08:00Syirik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>1. Syirik. </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Syirik</b> adalah perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu selain Allah. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut <b style="color: red;">musyrik</b> (kalau banyak disebut musyrikin) yaitu orang -orang yang percaya kepada Allah tetapi dia juga percaya kepada selain Allah, dia minta pertolongan kepada Allah, tetapi dia juga minta pertolongan kepada selain Allah dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbuatan syirik adalah perbuatan bodoh, sia-sia, tidak masuk akal, dan sangat bertentangan dengan ajaran agama. Oleh karena itu Allah sangat mengutuk perbuatan syirik tersebut sebab pada dasarnya perbuatan syirik itu adalah perbuatan yang sangat merendahkan Allah SWT dan siapa yang melakukannya tidak mendapat ampunan Allah.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Cara Menjauhi Perbautan Syirik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia yang menyembah benda-benda mati seperti berhala,kuburan,pohon besar,matahari,batu-batuan,benda-benda pusaka,jimat,dan lain-lain. Perbuatan manusia seperti itu tidak menggunakan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah. Benda-benda tersebut jelas tidak mungkin dapat membeerikan pertolongan kepada manusia dan sebagainya. begitu juga makhluk hidup seperti manusia, binatang ternak tertentu, makhluk halus seperti jin, iblis dan yang sejenisnya aalah makhluk Allah yang tidak pantas untuk disembah dan disamakan dengan Allah SWT. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun cara menjauhi perbuatan syirik antara lain adalah sebagai berikut:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Senantiasa mengingat dan menyakini kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan sempurna.</li>
<li>Senantiasa mengingat dan menyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan jin dan manusia tidak lain hanya untuk menyembah/beribadah kepadaNya</li>
<li>Senantiasa menggunakan akal pikiran yang sehat bahwa benda-benda mati atau makhluk hidup adalah ciptaan Allah, jadi menyembah kepada sesama makhluk Allah adalah perbuatan yang menyekutukan Allah dan sekaligus merendahkan Allah.</li>
<li>Meyakini bahwa agama islam adalah agama yang paling sempurna dan dijamin serta terpelihara kesempurnaannya itu oleh Allah. Dengan demikian untuk membentengi dari jebakan-jebakan syetan yang mengarah kepada perbuatan syirik itu maka ajaran islam harus selalu dipelajari, dipahami, diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari..</li>
</ul>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-8081932508632543392012-08-18T13:25:00.000+08:002015-05-30T23:13:44.475+08:00RIDDAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Pengertian Riddah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Riddah artinya keluar dari agama (kembali kekufuran). Orang yang semula telah memeluk agama islam dan kemudian ia keluar dari agama Islam orang yang demikian disebut <b style="color: red;">murtad.</b> Sebab-sebab orang menjadi murtad adalah karena dua faktor: <i>Pertama , </i>faktor dari dalam dirinya dan <i>kedua </i>, faktor dari luar dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Faktor dari dalam dirinya yaitu yang bersangkutan tidak berusaha memupuk keimanannya kepada Allah SWT dengan baik, sehingga perbuatannya cenderung mengarah kepada hal-hal yang dilarang Allah dan mengabaikan hal-hal yang telah diperintah Allah SWT. Dengan demikian lambat laun imannya semakin menipis dan pudar. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut mudah tergoda oleh bujukan syetan dan iblis, yang pada akhirnya dia mudah meninggalkan / keluar dari agama islam.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Faktor dari luar dirinya yaitu keluarnya seseorang dari agamanya disebabkan karena pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya misalnya karena perkawinannya dengan orang non muslim, harta benda, kedudukan, teman sepergaulan yang buruk akhlak dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Cara Menjauhi Perbuatan Riddah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbuatan riddah sangat dikutuk oleh Allah SWT. Oleh karena itu kita harus berusaha menghindarinya. Adapun cara menghindarkan diri dari perbuatan riddah itu antara lain adalah :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Yakinilah bahwa agama yang paling benar dan diridhai Allah aalah agama Islam</li>
<li>Pelajarilah agama Islam dengan sebaik-baiknya, kemudian hayati, yakini dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.</li>
<li>Hindarkan diri dari pergaulan dengan orang atau teman yang berakhlak buruk yang suka mabuk-mabukkan mengganggu orang, suka berkelahi dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya.</li>
<li>Senatiasa memupuk keimanan dan keislaman kita dengan jalan banyak berbuat kebaikan terhadap sesama, taat menjalankan ibadah (khususnya shalat lima waktu) dan ibadah-ibadah lainnya.</li>
<li>Hindari mengunjungi tempat-tempat yang berbau maksiat dan tempat-tempat tercela lainnya seperti diskotik, night club (klub malam) dan yang sejenisnya </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Masih banyak cara lain untuk emnghindari diri dari bahaya murtad tetapi yang lebih penting disini adalah bagaimana kita memperkuat keimanan dan keislaman kita. </div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-65857356696776065292012-08-17T19:28:00.000+08:002015-05-30T23:13:13.332+08:00Cendekiawan Muslim Bidang Ilmu Pengetahuan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i><b>1. Al Farabi</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Al farabi adalah tokoh cendekiawan muslim di bidang fisika dan filsafat. karya-karya tulis beliau sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih saat ini, sehingga buku-bukunya banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di seluruh penjuru dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Al farabi nama lengkapnya adalah abu Nars Muhammad Al Farabi. Lahir di Wasij, salah satu desa di Farab, (Transoxania) pada tahun 870M.Ia berasal dari Turki dan tinggal selama 20 tahun di Bagdad (Irak), dalam rangka menuntut dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Pada tahun 950M beliau wafat dalam usia 80 tahun.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>2. Ibnu Sina</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu sina yang nama lengkapnya Abu Ali Husain bin Abdullah Ibnu Sina dilahirkan di suatu daerah dekat Bukhara yaitu Afahan pada tahun 980M. Ssarjana-sarjana barat menyebutnya "Avicena". Beliau adalah sarjana muslim yang ahli di bidang ilmu biologi, kedokteran dan filsafat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada usia 20 tahun dia telah menulis sebuah esiklopedi tentang ilmu kedoteran yang dikenal dengan nama The Canon. Buku-buku lain yang ditulisnya adalah : Any Syifa, An Najat, Al Qanun. Dalam bahasa inggrisnya disebut Canon of Medicine.</div>
<div style="text-align: justify;">
Buku ini sampai akhir abad ke 17 dipakai sebagai standar oleh universitas-universitas di Eropa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu sina wafat pada tahun 1037 namun walaupun beliau telah tiada, kehebatan dan keharuman namanya masih menggema sampai saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>3. Al Biruni (973-1048)</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia adalah seorang cendekiawan muslim yang meletakkan dasar-dasar ilmu perbintangan modern dan terbesar disepanjang sejarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia telah menentukan dengan teliti garis lintang dan garis bujur dan membicarakan kemungkinan bumi berputar pada sumbunya. Diselidiki pula olehnya kecepatan yang tak terhingga dari suara dan cahaya. dia tidak membatasi diri pada ilmu pasti dan ilmu perbintangan tapi juga berhasil menentukan berat jenis 18 batu permata, logam dan lain sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari gambaran singkat diatas, jelaslah bagi kita bahwa para cendikiawan muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan warisan yang tak ternilai harganya bagi kehidupan manusia modern sampai sekarang dan terus berkembang sampai akhir zaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian saut hal yang perlu diingat bahwa ilmu pengetahuan dan tenologi hendaklah dijadikan suatu mementum atau kesempatan untuk mempertebal keyakinan dan keimanan kita tentang kebesaran Allah SWT.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-18999593760382152262012-08-17T18:48:00.000+08:002015-05-30T23:14:39.247+08:00Pengertian Nikah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Pernikahan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia yang kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Pernikahan menurut ajaran islam ialah aqad yang menghalalkan pergaulan dan memberikan hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang antara keduanya bukan muhrim menuju terwujudnya rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah (rumah tangga yang tenang, sejahtera, dan bahagia) lahir dan batin.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi umat islam pernikahan merupakan sesuatu yang suci dan mulia sekaligus merupakan dinding yang kokoh untuk membetengi manusia dari dosa-dosa yang dilakukan karena dorongan hawa nafsu (syahwat). Melalui pernikahan orang dapat menyalurkan hawa nafsu biologisnya secara sah dan halal. Hal ini sangat penting dan mendasar, karena akibat dari suatu perkawinan akan menjelaskan tentang status anak atau keturunan dan warisan secara baik dan tertib sesuai dengan tuntutan dan ketentuan agama.</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-66959776397087339372012-07-25T11:02:00.002+08:002012-08-16T21:17:40.847+08:00Puasa Ramadhan<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
Pengertian
Puasa</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
Puasa
dalam bahasa arab adalah shaum dan jama`nya adalah shiam. Secara
ilmu bahasa, shaum itu berarti al-imsak yang berarti
‘menahan’. Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu berarti :
“Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal lain
yg membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat
ibadah”</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
Syariat
Puasa</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
Puasa
Ramadhan pertama kali disyariatkan pada tanggal 10 Sya`ban di tahun kedua
setelah hijrah Nabi SAW ke Madinah. Sesudah diturunkannya perintah
penggantian kiblat dari masjidil Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram.
Semenjak itulah Rasulullah SAW menjalankan puasa Ramadhan hingga
akhir hayatnya sebanyak sembilan kali dalam sembilan tahun. </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: Verdana,sans-serif; margin-left: 0cm; text-align: justify;">
Puasa
Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam yang lima, Oleh karena
itu mengingkari kewajiban puasa Ramadhan termasuk mengingkari rukun Islam.
Dan pengingkaran atas salah satu rukun Islam akan mengakibatkan
batalnya ke-Islaman seseorang. Sesungguhnya kewajiban puasa bukan
saja kepada umat Nabi Muhammad SAW, tetapi umat terdahulu pun telah
mendapatkan perintah untuk puasa. Meskipun demikian, bentuk dan
tatacaranya sedikit berbeda dengan yang diberlakukan oleh Rasulullah SAW.
Paling tidak kita mengenal bentuk puasa nabi Daud, yaitu
sehari berpuasa dan sehari tidak. Itu dilakukan sepanjang hayat hingga
wafat. Kita juga mengenal bentuk puasa di zaman Nabi Zakaria,
dimana puasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga
tidak boleh berbicara.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-40973918234952312372012-07-15T08:15:00.000+08:002012-08-16T21:19:40.650+08:00Nilai Positif Sikap Rida<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Rida merupakan bentuk kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Rida dengan pengertian demikian sudah merupakan fitrah yang dimiliki setiap orang. Islam tidak hanya mengakui keberadaan rida itu pada diri manusia, tetapi juga mengaturnya sehingga terwujud dengan mulia</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Alasan seseorang muslim harus rida kepada Allah karena dia menyadari bahwa Allahlah yang meciptakan alam semesta dan seluruh isinya. Allah juga yang mengelola dan memelihara semuanya itu. Dengan rahmat-Nya, Dia menyediakan semua fasilitas yang diperlukan oleh umat manusia jauh sebelum manusia itu diciptakan.. Dengan Rahim-Nya, Allah menyediakan segala kenikmatan bagi orang-orang yang beriman sampai hari akhir nant. Allahlah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Sejalan dengan ridanya kepada Allah, seorang muslim akan rida kepada Rasul dan jihad di jalan-Nya. Artinya, Allah dan Rasul-Nya sebagai pilihan yang harusdiperjuangkan sesuai dengan syariat yang telah diturunkan-Nya. Setiap muslim wajib untuk menerima segala ketentuan dan ketetapan Allah ataupun Rasul-Nya sebagaimana adanya. Artinya, penerimaan seorang muslim terhadap ketentuan Allah harus mengikuti teladan Rasulullah serta tidak boleh melebihi batas sunah.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Seorang Anak yang rida kepada Ibu Bapak sebagai wujud rida kepada nenek moyang. Di antara salah satu bentuk rida kepada nenek moyang adalah melestarikan tradisi yang diwariskan mereka secara turun-temurun. Di antara tradisi tersebut ada yang mengandung unsur syirik atau melanggar syariat Islam. Apabila seorang Muslim teteap saja melakukannya, dengan alasan sudah menjadi tradisi, rida kepada nenek moyang macam ini yang dapat menimbulkan kehinaan.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-40628046947773932402012-07-12T19:53:00.000+08:002015-05-30T23:21:10.323+08:00Perbedaan antara Al-Qur-an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<u><b>Perbedaan dari segi bahasa dan makna adalah sbb.</b></u></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li>Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa dan maknanya langsung
dari Allah swt</li>
<li>Hadis Qudsi adalah hadis yang maknanya dari Allah swt.,
sedangkan bahasanya dari Nabi saw.</li>
<li>Hadis Nabawi adalah bahasa dan maknanya dari Nabi saw.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<u><b>Perbedaan dari segi periwayatan adalah sbb :</b></u></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li>Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja
sebab dapat mengurangi kemujizatannya</li>
<li>Hadis qudsi dan hadis nabawi boleh diriwayatkan dengan
maksudnya saja. Yang terpenting dalam hadis adalah penyampaian maksudnya.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<u><b>Perbedaan dari segi kemukjizatan adalah sbb :</b></u></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li>Al-Qur’an, baik lafal maupun maknanya merupakan mukjizat.</li>
<li>Hadis qudsi dan hadis nabawi bukan merupakan mukjizat<a name='more'></a></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<u><b>Perbedaan dari segi nilai membacanya adalah sbb :</b></u></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li>Al-Qur’an diperintahkan untuk dibaca, baik pada waktu shalat
(surah al-fatihah) maupun di luar shalat sebagai ibadah, baik orang yang
membacanya itu mengerti maksudnya maupun tidak</li>
<li>Hadis qudsi dan hadis nabawi dilarang dibaca ketika shalat
dan membacanya tidak bernilai ibadah. Yang terpenting dalam hadis adalah untuk
dipahami, dihayati dan diamalkan.</li>
</ul>
</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 168.45pt;" valign="top" width="225"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">segi</span> <span class="SpellE">bahasa</span> <span class="SpellE">dan</span>
<span class="SpellE">makna</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Qur’an <span class="SpellE">diturunkan</span> <span class="SpellE">dengan</span> <span class="SpellE">bahasa</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">maknanya</span>
<span class="SpellE">langsung</span> <span class="SpellE">dari</span> Allah <span class="SpellE">swt</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">Nabawi</span> <span class="SpellE">adalah</span> <span class="SpellE">bahasa</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">maknanya</span> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">Nabi</span> saw.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 168.45pt;" valign="top" width="225"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">segi</span> <span class="SpellE">bahasa</span> <span class="SpellE">dan</span>
<span class="SpellE">makna</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">Qudsi</span> <span class="SpellE">adalah</span> <span class="SpellE">hadis</span> yang <span class="SpellE">maknanya</span> <span class="SpellE">dari</span> Allah <span class="SpellE"><span class="GramE">swt</span></span><span class="GramE">.,</span> <span class="SpellE">sedangkan</span> <span class="SpellE">bahasanya</span> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">Nabi</span> saw.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 168.45pt;" valign="top" width="225"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">segi</span> <span class="SpellE">periwayatan</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Qur’an <span class="SpellE">tidak</span> <span class="SpellE">boleh</span> <span class="SpellE">diriwayatkan</span>
<span class="SpellE">dengan</span> <span class="SpellE">maknanya</span> <span class="SpellE">saja</span> <span class="SpellE">sebab</span> <span class="SpellE">dapat</span>
<span class="SpellE">mengurangi</span> <span class="SpellE">kemujizatannya</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">qudsi</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">hadis</span> <span class="SpellE">nabawi</span>
<span class="SpellE">boleh</span> <span class="SpellE">diriwayatkan</span> <span class="SpellE">dengan</span> <span class="SpellE">maksudnya</span> <span class="SpellE">saja</span>. Yang <span class="SpellE">terpenting</span> <span class="SpellE">dalam</span> <span class="SpellE">hadis</span> <span class="SpellE">adalah</span>
<span class="SpellE">penyampaian</span> <span class="SpellE">maksudnya</span>.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 168.45pt;" valign="top" width="225"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">segi</span> <span class="SpellE">kemukjizatan</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Qur’an, <span class="SpellE">baik</span> <span class="SpellE">lafal</span> <span class="SpellE">maupun</span>
<span class="SpellE">maknanya</span> <span class="SpellE">merupakan</span> <span class="SpellE">mukjizat</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">qudsi</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">hadis</span> <span class="SpellE">nabawi</span>
<span class="SpellE">bukan</span> <span class="SpellE">merupakan</span> <span class="SpellE">mukjizat</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 168.45pt;" valign="top" width="225"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">dari</span> <span class="SpellE">segi</span> <span class="SpellE">nilai</span> <span class="SpellE">membacanya</span><o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 239.4pt;" valign="top" width="319"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Qur’an <span class="SpellE">diperintahkan</span> <span class="SpellE">untuk</span> <span class="SpellE">dibaca</span>, <span class="SpellE">baik</span> <span class="SpellE">pada</span> <span class="SpellE">waktu</span> <span class="SpellE">shalat</span>
(surah al-<span class="SpellE">fatihah</span>) <span class="SpellE">maupun</span>
di <span class="SpellE">luar</span> <span class="SpellE">shalat</span> <span class="SpellE">sebagai</span> <span class="SpellE">ibadah</span>, <span class="SpellE">baik</span> orang yang <span class="SpellE">membacanya</span> <span class="SpellE">itu</span> <span class="SpellE">mengerti</span> <span class="SpellE">maksudnya</span> <span class="SpellE">maupun</span> <span class="SpellE">tidak</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;">
<span class="SpellE"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis</span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span class="SpellE">qudsi</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">hadis</span> <span class="SpellE">nabawi</span>
<span class="SpellE">dilarang</span> <span class="SpellE">dibaca</span> <span class="SpellE">ketika</span> <span class="SpellE">shalat</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">membacanya</span> <span class="SpellE">tidak</span> <span class="SpellE">bernilai</span> <span class="SpellE">ibadah</span>. Yang <span class="SpellE">terpenting</span> <span class="SpellE">dalam</span> <span class="SpellE">hadis</span> <span class="SpellE">adalah</span>
<span class="SpellE">untuk</span> <span class="SpellE">dipahami</span>, <span class="SpellE">dihayati</span> <span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">diamalkan</span>.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-25993158813399221122012-07-12T17:14:00.000+08:002012-07-12T17:22:00.020+08:00Hadis Qudsi<div style="text-align: justify;">
Hadis qudsi menurut at-Tibi adalah sesuatu yang di kehendari Allah untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Melalui ilham atau mimpi. Kemudian, Nabi menyampaikan kepada umatnya menurut susunan bahasanya sendiri dengan menyandarkan kepada Allah swt. Hadis qudsi sering disebut juga hadis Rabbani atau hadis Ilahi.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-20422837229566734332012-07-10T17:46:00.001+08:002012-07-12T17:22:23.591+08:00Sekte Zaidiyah<div style="text-align: justify;">
Sekte ini memercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin sebagai pemimpin setelah Husein bin Ali wafat. Dalam Syiah Zaidiyah, seseorang dapat diangkat sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria. Kelima kriteria itu adalah keturunan Fatimah binti Muhammad saw., berpengetahuan luas tentang agama, hidupnya hanya untuk beribadah, berjihad di jalan Allah dengan mengangkat senjata, dan berani. selain itu, sekte ini mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-73829970218530245742012-07-10T17:39:00.000+08:002012-07-12T17:22:48.199+08:00Sekte Kaisaniyah<div style="text-align: justify;">
Kaisaniyah adalah sekte Syiah yang memercayai Muhammad bin Hanafiah sebagai pemimpin setelah Husein bin Ali wafat. Nama kaisaniyah diambil dari nama seorang bekas budak Ali yang bernama kaisan. Meskipun sekte Kaisaniyah telah musnah, tetapi kebesaran dan kehebatan nama Muhammad bin Hanafiah masih dapat dijumpai dalam cerita-cerita rakyat. misalnya, Hikayat melayu yang terkenal di Malaka sejak abad ke -15 M.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-76850952855493824862012-07-10T17:19:00.000+08:002012-07-12T17:23:41.996+08:00Aliran Syiah<div style="text-align: justify;">
Syiah adalah salah satu aliran dalam islam yang meyakini Ali bin Abi Talib dan keturunannya sebagai pemimpin islam setelah nabi Muhammad saw. wafat. Para penulis sejarah islam berbeda pendapat mengenai awal mula golongan syiah. sebagian menganggap syiah lahir setelah nabi muhammad saw. wafat, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara kaum Muhajirin dan Ansar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendapat yang paling populer tentang lahirnya golongan syiah adalah setelah gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Talib dan Mu'awiyah bin Abi sufyan di Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan <i>tahkim</i> atau <i>arbitrasi. </i>Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali. Mereka ini disebut golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar, sedangkan sebagian besar pasukan yang tetap setia kepada Ali disebut<i> </i>Syiah atau pengikut Ali. Meskipun demikian, terlepas dari semua pendapat tersebut munculnya golongan Syiah adalah setelah terjadi kemelut antara pasuan Ali dan pasukan Mu'awiyah serta kemelut antara sesama pasukan Ali.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-56129827260250153482012-07-10T16:50:00.000+08:002015-05-30T23:22:49.224+08:00Pengertian Ilmu Kalam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Konsep Ilmu Kalam dapat di telusuri dari akar katanya. Secara etimologis, kalam berarti <i>pembicaraan</i>, yakni pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah dari logos yang diadopsi dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan.Dari kata inilah muncul istilah logika dan logis yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan istilah <i>mantiq</i>. Sehingga ilmu logika, khususnya logika formal (<i>silogisme</i>) dinamakan <i>Mantiq</i>. Karena di adopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka dan isi pemikiran Yunani memberikan kontribusi yang besar untuk memperkaya ilmu kalam.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Syekh Muhammad Abduh, Ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi-Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu, ilmu kalam juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk mentapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz yang dihubungkan kepada diri mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Khaldun menerangkan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan-kepecayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang meyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunah.</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8496824739052036401.post-10732500024127641752012-05-25T21:02:00.000+08:002015-05-31T22:54:43.776+08:00Keyakinan Kepada Allah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
KEYAKINAN KEPADA ALLAH
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Allah, zat Yang Maha Mutlak itu<span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUPtYjvxa2tahLbGOuYQtbwd0TVqt6nnIFNg71b_uY1nyajmWNMCoGnTnvf7CVujXWC9l6yNu5TUVyWZ2YJVyYz2eRqIMqCrkpmGGTvhrskYOtz8DTL__169lFp_-HI3DsacgoXVGyqQuZ/s1600/makna+allah.jpg"></a></span></span></span>,menurut ajaran Islam, adalah Tuhan Yang Maha Esa. Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut <i>ketuhanan. </i>Ketuhahan
Yang Maha Esa Menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Menurut pasal 29
ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Berdasarkan atas ketuhanan Yang
Maha Esa. Menurut Hazairin (seperti sudah sudah disebut juga didepan)
(Hazairin, 1970:58), istilah Ketuhanan Yang Maha Esa diciptakan oleh
otak, pengertian dan iman orang Islam Indonesia, sebagai terjemahan
kata-kata yang terhimpun dalam <i>Allahu al wahidu-l-ahad </i>(baca: Allahu alwahidulahad) yang berasal dari al-Qur'an surat al-Baqarah (2):163 dan surat al-Ikhlas(112):1 <i>Al wahidu-l-ahad</i> itu-lah yang diterjemahkan dengan Yang Maha Esa, yang sebelum tahun 1945 (perkataan itu) tidak ada dalam bahasa Indonesia.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Menurut akidah Islam, konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa disebut <i>Tauhid. </i>Ilmunya adalah Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang kemaha Esaan Tuhan Osman Raliby, 1980: 8).
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang <i>Kemaha Esaan Tuhan</i> adalah sebagai berikut:<br />
<a name='more'></a><i>Allah Maha Esa Dlam Zat-Nya.</i></div>
<ol style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li>
<div style="text-align: justify;">
Kemaha
Esaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat
Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga. Dia <i>unique</i>
(unik: lain dari semuanya), berbeda dalam segala-galanya. Zat Tuhan
yang inuk atau Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri dari
beberapa unsur bersusun. Ia tida dapat disamakan atau dibandingkan
dengan benda apa pun yang kita kenal, yang menurut ilmu fisika terjadi
dari susunan atom, molekul dan unsure-unsur berbentuk yang takluk kepada
ruang dan waktu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang
dapat hancur musnah dan lenyap pada suatu masa.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa sepeprti itu mempunyai konsekuensi. <i>Konsekuensi</i>nya
adalah bagi ummat Islam yang mempunyai akidah demikian, setiap atau
segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra mempunyai bentuk
tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan
minuman seperti manusia biasa, mengalami sakit dan mati, lenyap dan
musnah, bagi seorang muslim bukan-lah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam sifat-sifat-Nya.
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemaha Esaan Allah
dalam sifat-sifat-Nya ini mempunyai arti bahwa sifat Allah penuh
kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya. Sifat-sifat
Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan. Namun demikian, dari
al-Qur'an dapat diketahui Sembilan puluh Sembilan (99) nama sifat Tuhan
yang biasanya disebut dengan al-Asma'ul Husna: Sembilan Puluh Sembilan
Nama-nama Allah yang Indah. Di dalam Ilmu Tauhid, dijelaskan dua puluh
sifat Tuhan, yang disebut dengan Sifat Dua Puluh, yaitu (1) Ada, (2)
Azal, tidak ada permulaan-Nya, (3) Kekal, Abadi tidak berkesudahan, (4)
Berbeda dengan segala ciptaan-Nya (yang baru), (5) Berdiri sendiri, (6)
Maha Esa, (7) <i>Berkuasa</i> , Maha Kuasa, (8) <i>Berkehendak,</i> (9) Maha Mengetahui, (10) <i>Hidup,</i>
(11) Maha Mendengar, (12) Maha Melihat, (13) Maha Berkata-kata, (14)
Dalam Keadaan Berkuasa, (15) Dalam Keadaan Berkemauan, (16) Dalam
Keadaan Berpengetahuan, (17) Dalam Keadaan Hidup, (18) Dalam Keadaan
Mendengar, (19) Dalam Keadaan Melihat, dan (20) Dalam Keadaan
Berkata-kata. Sebagai mahasiswa, yang perlu diketahui adalah bahwa
Allah, Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat:
</div>
<ol>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Hidup</i>. Ini berarti bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Hidup. Hidupnya itu Maha Esa atau unik (<i>unique</i>) tanpa memerlukan makanan, minuman, isntirahat dan sebagainya. Pendek kata: Allah Maha Esa dalam Hiudp-Nya. <i>Konsekuensi</i>
keyakinan yang demikian adalah,setiap atau segala sesuatu yang bersifat
hidupnya memerlukan makanan dan minuman, tidur dan sebagainya. Bagi
seorang muslim bulanlah Allah dan tidak boleh dipandang sebgai Allah,
Tuhan Yang Maha Esa.<i>
<br /> </i></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Berkuasa. </i>
Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa Kuasa. Kekuasaan-Nya Maha Esa, tiada
bertara, tidak ada tolok bandingnya. Ia Maha Kuasa tanpa memerlukan
pihak lain manapun juga dalam kekuasaan-Nya. Ia adalah Maha Kausa dengan
sendri-Nya. <i>Konsekuensi</i> keyakinan yang dalam keyakinannya pada
kekuasaan Allah, melampaui segala kekuasaan selain dari kekuasaan Allah.
Dan sebagai akibatnya,seorang muslim tidak boleh takut pada kekuasaan
lain yang ada dalam ala mini, baik kekuasaan itu berupa
kekuatan-kekuatan alamiah maupun kekuasaan-kekuasaan insaniah.<i>
<br /> </i></div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Berkehendak. </i>Allah
mempunyai kehendak. Kehendak-Nya Maha Esa dan berlaku untuk seluruh
alam semesta, termasuk (masyarakat) manusia di dalamnya. <i>Konsekuensi</i> keyakinan yang demikian adalah, Kehendak atau <i>Iradah</i>
Allah Tuhan Yang Maha Esa wajib diikuti oleh setiap muslim. Kehendak
Allah yang masih asli, seperti telah disebut di muka, termaktub kini
dalam al-Qur'an yang menjadi kitab suci ummat Islam. Selain itu,
kehendak Allah dapat pula dijumpai pada ayat-ayat <i>kauniyah</i> di alam semesta berupa <i>sunnatullah</i> yaitu hokum-hukum Allah yang oleh para sarjana disebut <i>laws of nature</i> (hukum-hukum alam), (beberapa cirinya telah disebut dalam uraian manusia dan alam pada butir 1 di atas).<i>
<br /> </i></div>
</li>
</ol>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam perbuatan-perbautan-Nya.
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan ini
mengandung arti bahwa kita menyakini Tuhan yang Maha Esa tiada bebrtara
dalam melakukan sesuatu, sehingga hanya Dialah yang dapat berbuat
menciptakan alam semesta ini. Perbuatan-Nya itu unik, lain dari yang
lain, tiada taranya dan tidak sanggup pula manusia menirunya.
Kagumilah, misalnya, bagaimana Ia menciptakan diri diri kita sendiri
dalam bentuk tubuh yang sangat baik, yang dilengkapi-Nya dengan
pancaindra, akal, perasaan, kemauan, bahasa, pengalaman dan sebagainya.
Perhatikan pula susunan kimiawi materi-materi yang ada di alam ini.
Misalnya H<sub>2</sub>O, susunan kimiawi (materi) zat air, NO<sub>2</sub>, zat asam, dan sebagainya. <i>Konsekuensi </i>keyakinan
bahwa Allah Maha Esa dalam berbuat (perbuatannya) adalah seorang muslim
tidak boleh mengagumi perbuatan-perbuatan manusia lain dan karyanya
sendiri secara berlebihan. Manusia, baik sebagai perseorangan maupun
sebagai kolektivitas, betapapun genial (hebat atau luar biasa) nya,
tidak boleh dijadikan obyek pemujaan apalagi kalau disembah pula.
</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam wujud-Nya.
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini berarti bahwa
wujud Allah lain sama sekali dari wujud alam semesta. Ia tidak dapat
disamakan dan dirupakan dalam bentuk apapun juga. Oleh karena itu <i>Anthromorfisme</i>
(paham pengenaan ciri-ciri manusia pada alam seperti binatang atau
benda mati apalagi pada tuhan) tidak ada dalam ajaran Islam. Menurut
keyakinan Islam Allah Maha Esa. Demikian Esa-Nya sehingga wujudnya tidak
dapat disamakan dengan alam atau bagian-bagian alam yang merupakan
ciptaan-Nya ini. Eksistensi-Nya wajib. Karena itu ia disebut <i>wajibul wujud</i>
pernyataan ini mempunyai makna bahwa hanya Allahlah yang abadi dan
wajib eksistensinya atau wujud-Nya selain dari Dia, semuanya <i>mumkinul wujud</i>.
Artinya boleh (mungkin) ada, boleh (mungkin) tiada seperti eksistensi
manusia dan seluruh alam setiada seperti eksistensi manusia dan seluruh
alam semestea ini yang pada waktunya pasti akan mati atau hancur binasa.
<i>Konsekuensi</i> keyakinan yang demikian adalah setiap manusia muslim
sebagai bagian alam, harus selalu sadar bahwa hidupnya hanyalah
sementara di dunia ini, tempat ia diuji mengenai kepatuhan dan ketidak
patuhannya pada perintah dan larangan-larangan Allah yang antara lain
tercantum dalam syari'at-Nya. Pada suatu ketika kelak seluruh alam akan
hancur binasa dan akan muncullah suatu Hidup sesudah Mati (<i>Life after Death</i>)
yang sifatnya lain sama sekali dari apa yang kita lihat dan rasakan di
dunia ini. Pada waktu itu nanti dihadapan Allah Tuhan Yang Maha Adil,
masing-masing manusia harus mempertanggung jawabkan setiap perbuatannya
selama hidup di bumi ini. Celakalah manusia yang bergelimang dalam dosa
dan berbahagialah manusia yang beriman, yang yakin kepada Allah Tuhan
Yang Maha Esa, dan takwa: mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.
</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam menerima ibadah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini berarti bahwa hanya <span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCXYHoTyHALcWCV1F4tJLrVtLKLXndFZ1K2fDXc1fG0Bb6PSSIy7XDU2RZdI9vbXTgA_OcspId80VZ7z9DjDPtvjKYqLF7e59hUdoY8_NgkEIKK3mzTvYN2xr-hEoA7zL0EZXkZu0HPMG_/s1600/74sujud-2.jpg"></a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>Allah
sajalah yang berhak disembah dan menerima ibadah. Hanya Dialah yang
satu-satunya yang patut dan harus disembah dan hanya kepada-Nya pula
kita meminta pertolongan. yang dimaksud dengan ibadah adalah segala
perbautan manusia yang disukai Allah, baik dalam kata-kata terucapkan
maupun dalam bentuk perbautan-perbautan lain, yang kelihatan dan adalah
hanya Dialah Allah yang wajib kita sembah, hanya kepada-Nya pula seluruh
salat dan ibdah yang kita lakukan, kita niatkan dan kita persembahkan
</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Artinya, bila seorang
manusia hendak menyampaikan maksud, permohonan atau keinginannya
langsung sampaikan kepada-Nya, kepada Allah sendiri tanpa perantara atau
media apa pun namnya. Tidak ada system <i>rahbaniyah</i> atau
kependetaan dalam Islam. Semua manusia, kecuali para Nabi dan rasul,
mempunyai kedudukan yang sama dalam berhubungan langsung dengan Tuhan
Yang Maha Esa. <i>Konsekuensi</i> keyakinan ini adalah setiap muslim
tidak memerlukan orang lain di dunia ini dalam menyampaikan hajat dan
hasratnya kepada Allah.
</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
<i>Allah Maha Esa dalam memberi hukum.
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini berarti bahwa Allahlah <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTG8rHbzyOcomNZgZVliLWsJ3a4tL9TNTXXbcrWLkmwHp6mUy2moAU-y_tQhyphenhyphen060cTk0Y68cV-vPF0D9TNH6PqfPTsd3JpD8Pp34ntSttAaVAB8ePAN5mSxNyE20ydwVD-ojblgRd5auDm/s1600/321.jpg"></a>satu-satunya
pemberi Hukum yang tertinggi. Ia memberi hukum kepada alam, seperti
hukum-hukum alam yang selama ini kita kenal dengan sebutan hukum-hukum
Archimedes, Boyle, Lavoisier, hukum relativitas, thermodynamic dan
sebagainya. Ia pula yang memberi hukum kepada umat manusia bagaimana
mereka harus hidup di muka bumi-Nya ini sesuai dengan ajaran-ajaran dan
kehendak-Nya yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-hukum (yang
berlaku di) alam semesta dan watak manusia, yang semuanya itu adalah
ciptaan Allah. <i>Konsekuensi</i> keyakinan seperti ini adalah seorang muslim wajib percaya pada adanya 'hukum-hukum alam ' (<i>sunnatullah</i>)
baik alam fisik maupun alam psikis dan spiritual yang terdapat dalam
kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan social. Sebagai
muslimah kita wajib taat dan patuh serta meyakini kebenaran hukum
syari'at Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada manusia dan
menjadikannya sebagai <i>jalan hidup</i> kita. Jalan hidup yang
dikehendaki Allah, menurut akidah, adalah jalan hidup Islam. Jalam hidup
islam itu disebut juga dengan jalan <i>syari'at Islam</i>. Dan karena syari'at Islam pula Syari'at atau Hukum Allah, <i>kosekuensinya</i>
adalah bagi ummat Islam yang secara teoritis dan praktis dengan bebas
telah memilih Islam sebagai agamanya, tidaklah ada jalan lain yang lebih
baik yang harus ditempuhnya selain berusaha sekuat tenaga mengikuti
jalan hidup Islam itu sebaik-baiknya (Osman Raliby, 1980: 8-14, 20).
</div>
</li>
</ol>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
SUMBER : Pendidikan Agama Islam, Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br /></div>
</div><iframe width="500" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/dS7F6nTDNjQ" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Unknownnoreply@blogger.com0